Friday, November 17, 2006

entrepreneur?

jadi wirausahawati? (halah bahasanya)

Siapa takut? tapi memang tidak semua orang bisa cepat menerima keputusan seperti ini. Apalagi kita sudah mendapatkan pekerjaan yang tetap (meski gaji pas-pasan)

Menggeluti wirausaha di negri ini boleh dibilang harus lebih ekstra kerja keras... jadi wirausaha saja harus kerja keras apa lagi di indonesia :D. bukan apa2 sih tapi jujur negri kita belum begitu menghargai para wirausaha ini.

Kita ambil contoh antara tukang bakso dengan pegawai bank. Di mata masyarakat pekerjaan pegawai bank itu "lebih" dibandingkan tukang bakso. Misalkan ada seorang ayah yang memiliki seorang putri, akan lebih memilih pegawai bank dibandingkan tukang bakso sebagai menantunya. Padahal kita belum tahu kan bagaimana sebenarnya tukang bakso itu?

Jaminan kehidupan adalah alasan utama mengapa seorang pegawai bank lebih dipilih... salahkah? Tentu tidak. Semua itu kan pilihan masing-masing. Tapi ketika ada yang memilih jadi pengusaha/wirausaha, menurut saya harusnya dihargai lebih baik.

Tahukah kita bahwa pengusa sebenarnya banyak membawa kemajuan bagi bangsa ini, terutama yang bergerak di sektor riil. Menjadi pengusaha paling tidak telah membuka lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri, syukur-syukur bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Chan saat ini pun boleh dibilang berdiri di dua kaki, belum berani mengambil resiko berbisnis secara full, masih sebagai sampingan (entah yang bisnis atau yang pekerjaan tetap ini yang sampingan :D ). Namun begitu, menjadi entrepreneur tetap merupakan pilihan yang baik bagi chan maupun orang lain...

dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda "9 dari sepuluh pintu rezeki datang dari perdagangan"

wallahua'lam