Friday, December 16, 2005

rontokbro...

nah coba2 benerin kompi temen

ga tau itu masuk kategori mana... [katanya ada beberapa seri brontok]
temenku kena, minta tolong diapusin...


pake langkah2 di sini ga mempan
http://vaksin.com/rontokbro.htm
dari safemode
pas mo instal norman ga sukses2...
pas mo instal hjack langsung restart2 sendiri
normal mode ga bisa dimasuki...

trus ama om elmip dikasi link ini, donlot, trus instal... gunain
beres
http://aris.pituruh.com/data/brontok-remover.exe
http://aris.pituruh.com/data/antibrontok.exe

makasi om elmip :D

Saturday, December 03, 2005

bersyukurlah kita menjadi muslim




http://www.ajangkita.com/forum/viewtopic.php?t=10475&start=30

by om tobu
Seorang muslim yang beriman dan pernah mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat dengan mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah dipastikan akan masuk surga. Namun apakah mampir dulu di neraka atau tidak, tidak ada jaminan. Kepastian itu kita dapat bila kita baca hadits-hadits shahih berikut ini:
Dari Abi Said bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Bila ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk neraka, maka Allah SWT akan berkata: "Orang yang di dalam hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan !", Maka mereka pun keluar dari neraka." (HR Bukhari 6560 dan Muslim 184).

Di dalam hadits lainnya juga disebutkan hal senada. Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan (Laa Ilaaha Illallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari kebaikan (iman)." (HR Bukhari 44 dan Muslim 193)
Dan kita juga mendapatkan hadits berikut ini untuk menjelaskan bahwa memang benar seorang yang pernah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, akhirnya akan masuk surga juga, meski harus dibakar dahulu di neraka.
Dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW bersabda tentang Allah SWT yang berfirman: "Demi Izzah-Ku, demi Jala-Ku, demi Kesombongan-Ku dan demi Keagungan-Ku, Aku pasti keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan (Laa ilaaha illallah)." (HR Bukhari).

Semua hadits di atas dan masih banyak lagi hadits di atas memang memberikan jaminan bahwa orang yang telah pernah mengucapkan syahadatain itu pastilah dikeluarkan dari neraka dan masuk ke dalam surga. Hanya saja masalahnya, tidak ada jaminan bahwa sebelum masuk ke surga itu apakah akan mampir ke neraka dulu atau tidak. Yang kedua, tentu saja yang dimaksud dengan mengucapkan dua kalimat syahadat itu adalah ikrar yang datang dari lubuk hati, bukan sedekar asal bunyi tapi tanpa rasa percaya.
Sebab syahadatain itu membutuhkan konsekuensi dan aplikasi langsung sebagai bukti bahwa syahadatain itu memang benar, bukan sekedar ucapan penghias bibir saja. Dan meski ada jaminan masuk surga, tapi yang namanya mampir dan disiksa di neraka bukan perkara yang bisa disepelekan. Sebab siksa neraka itu teramat pedih dan waktunya pun tidak terprediksi. Padahal yang namanya menunggu dipanggil keluar bukan pekerjaan yang menyenangkan, apalagi sambil menunggu harus menjalani siksaan pisik yang mematikan. Kalau sudah mati lalu dihidupkan kembali sekedar untuk disiksa lagi. Dan begitulah penderitaan tiada akhir sampai kapan tiada yang tahu, kecuali hanya Allah saja. Barulah suatu ketika Allah memanggilnya keluar dari neraka yang pedih setelah mungkin beberapa hari, bulan, tahun, atau abad untuk ukuran waktu di bumi.

Bagaimana nasib orang-orang kafir & musyrik? Tempatnya pasti di neraka. Tanpa syarat ke-Islaman, tidak ada pengampunan selamanya. Kekal di neraka. Bahkan haram hukumya kita mendoakan orang yang matinya jelas-jelas kafir untuk diampuni dosanya.
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat, sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. (QS At-Taubah: 80)

"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka. Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (QS At-Taubah: 80).

Memang sudah demikian ketentuannya, bahwa orang-orang yang mati tidak dalam keadaan muslim, maka tidak akan masuk surga. Dan hal itu berlaku juga buat keluarga para nabi dan rasul, di mana banyak orang-orang terdekat mereka yang mati dalam keadaan kafir. Padahal sangat dekat dan sangat banyak jasanya. Kalau dibandingkan dengan jasa Abu Thalib, pastilah tidak ada apa-apanya. Tapi demikianlah, Abu Thalib ditakdirkan mati dalam keadaan kafir, meski terlalu besar jasanya kepada umat Islam. Padahal Rasulullah SAW mendampinginya di saat-saat ajalnya, serta meminta beliau untuk sekedar mengakui Islam sebagai agama yang diyakini. Tapi sekali lagi, semua itu ada skenario dari atas sana. Maka bersyukurlah kita yang telah menjadi muslim.